Sebanyak 18 Warga Tamilou Maluku Tengah Terkena Peluru Kepolisian
Jakarta - Sebanyak 18 warga Desa Tamilou, Kecamatan Amahai di Kabupaten Maluku
Tengah terkena tembakan aparat kepolisian pada Selasa, (7/12) subuh
sekitar pukul 05:20 WIT.
"Seluruh korban, tiga diantaranya ibu-ibu saat ini sementara menjalani
perawatan medis di Puskesmas Tamilou. Namun, dua orang diantaranya telah
dirujuk ke RSUD Masohi,"kata tokoh masyarakat Tamilouw, Habiba Pelu,
seperti dilansir Antara.
Akibat insiden tersebut, tokoh masyarakat, sesepuh, mahasiswa, dan
pemuda Tamilou di Kota Ambon langsung menemui Wakapolda Maluku Brijen
Pol Jan de Fretes. Mereka melaporkan dan meminta pertanggungjawaban
Kapolres Malteng, AKBP Rosita Umasugy.
Kronologi
Insiden penembakan warga ini bermula dari beberapa ibu yang hendak
membuang sampah dan berpapasan dengan aparat Polres Maluku Tengah.
Kehadiran aparat kepolisian ini menuju Dusun Ampera dan Tamilou selaku
desa induk hendak menangkap pemicu keributan warga Tamilou dengan warga
Dusun Rohua.
Sejumlah warga yang diduga melakukan aksi penebangan tanaman umur
panjang milik warga Dusun Rohua dan pembakaran balai desa sudah
dipanggil polisi namun mereka tidak hadir.
"Sesuai dengan hasil informasi bahwa awalnya ada upaya penangkapan
terhadap beberapa oknum terkait peristiwa warga Tamilouw dengan warga
Dusun Rohuwa beberapa waktu lalu,"ujar Habiba.
Desak Copot Kapolres
Masyakarat Tamilouw juga mendesak Kapolri untuk mencopot Kapolres Maluku Tengah atas peristiwa tragis tersebut. Tokoh masyarakat Tamilou lainnya, Basri Sastro, Ilham Malawat, dan Afriandy Samalo yang turut menemui Wakapolda Maluku mendesak Kapolres Malteng dicopot dari jabatannya."Wakapolda berjanji akan melakukan konfirmasi serta menghukum oknum anggotanya bila terbukti melakukan kesalahan prosedur di lapangan,"jelas Basri.
Kalau word play here ada oknum yang hendak diamankan tetapi tidak ditemukan maka harusnya ada SOP yang tetap dipatuhi, sebab tindakan mereka di lapangan bukanlah mencerminkan polisi sebagai pengayom masyarakat.
"Bila memang terjadi di lapangan ada penghadangan, minimal ada upaya pembubaran dengan menggunakan gas air mata atau water canon, tetapi yang disayangkan adalah penembakan mengakibatkan 18 warga termasuk tiga orang ibu-ibu rumah tangga jadi korban penembakan,"ujarnya.
Mereka datang dengan menggunakan dua unit barakuda dan persenjataan lengkap, mobil truk berisikan pasukan Brimob, dan mobil avanza ke Desa Tamilou dan Dusun Ampera.
Versi Polisi
Polda Maluku menurunkan tim Propam ke Desa Tamilou, Kecamatan Amahi, Kabupaten Maluku Tengah guna melakukan pemeriksaan terkait insiden penembakan yang melukai belasan warga akibat perampasan senjata api (Senpi).
"Tim Propam Polda sudah diturunkan ke TKP untuk menyelidik apakah langkah yang dilakukan anggota kami sudah sesuai prosedur dan koridor atau belum,"kata Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol M. Roem Ohoirat di Ambon, Selasa.
Menurut dia, kalau memang itu tidak sesuai maka terhadap mereka tentunya akan diambil tindakan. Namun, sebaliknya kalau setiap langkah yang diambil sudah sesuai prosedur yang berlaku maka kepada mereka di lapangan tidak bisa dipersalahkan.
"Tetapi kita tunggu hasilnya seperti apa, dan barusan saya komunikasi dengan salah satu tokoh di sana yang mengakui tadi memang sempat terjadi aksi perampasan senjata, baik senjata genggam maupun senjata bahu dan terjadi tarik-menarik sehingga ada yang keluarkan tembakan,"ujar Kabid Humas.
Komentar
Posting Komentar